Thursday 23 March 2017

Mengenaskan! Sandiaga Uno Kini Sadar Dijadikan Pelampiasan Dendam Politik Gerindra-PKS

AJHAIB.COM-- Tidak ada lagi yang perlu ditutup-tutupi, salah satu faktor terpilihnya Sandiaga Uno sebagai calon wakil Gubernur DKI mendampingi Anies adalah karena dia salah satu pengusaha muda yang kaya dan sedikit memiliki potensi untuk bisa bersaing dengan Petahana walaupun Sandiaga datang tanpa pengalaman politik.
Ilustrasi

Itu mengapa nama Yusril Ihza Mahendra tersingkir dari daftar bakal calon yang akan diusung oleh Gerindra. Padahal soal pengalaman politik jelas Yusril jauh lebih unggul daripada Sandiaga. Apalagi Yusril tercatat pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan Menteri Sekretaris Negara Indonesia, ditambah lagi elektabilitas Yusril ketika itu mengalahkan Sandiaga. Secara hitung-hitungan diatas, seharusnya partai Gerindra-PKS tidak perlu pusing untuk menggandeng Yusril saat itu.

Tapi inilah politk, tidak hanya bercerita mengenai pengalaman dan elektabilitas semata. Politik juga mencakup untung dan ruginya . Masih ingat kasus Jokowi-Ahok yang diusung oleh PDIP-Gerindra tahun 2012, mereka dicalonkan oleh PDIP-Gerindra dengan dana ditanggung langsung sepenuhnya oleh Prabowo. Prabowo mengatakan kepada Ahok “Saya tak minta uang. Semua biaya akan kami tanggung.”

Sikap Gerindra yang dulu tidak ditemukan sekarang saat Gerindtra mengusug duet Anies-Sandi, diputaran pertama biaya kampanye 64,7 miliar, hampir sepenuhnya ditutupi dari kantong pribadi Sandiaga. Sementara Anies hanya mampu membantu sebesar 500 juta, dan partai hanya mampu menyumbang 1,1 miliar. Miris! Jelas keengganan Gerindra untuk ikut menyumbang lebih banyak, karena Gerindra masih meragukan duet Anies-Sandi untuk dapat mengalahkan Ahok-Djarot.

Anies-Sandi tidak seseksi Jokowi-Ahok dimata Prabowo, kegagalan Anies-Sandi merebut hati Prabowo ditambah lagi belajar dari pengalaman pahit yang mereka dapatkan saat ditinggal Ahok begitu saja, membuat Gerindra memainkan skenario kotor. Ya konspirasi balas dendam dengan Sandiaga sebagai korban.

Itulah sebabnya Gerindra menekan habis kantong Sandiaga untuk kampanye Pilkada DKI. Dengan harapan, kalau Anies-Sandi menang, diharapkan mereka bisa menjadi senjata Prabowo untuk balas dendam kepada Ahok. Kekalahan Ahok bagi Gerindra sudah lebih dari cukup membalaskan sakit hati mereka ditinggal Ahok begitu saja. Kemudian, Gerindra juga ingin memanfaatkan Sandiaga untuk menutupi kerugian Prabowo yang duitnya banyak keluar saat mengusung Ahok tahun 2012. Dan jika Anies-Sandi menang, tujuan-tujuan lainnya seperti pilpres 2019 akan semakin mudah diwujudkan.

Sebaliknya, jika Anies-Sandi kalah, Gerindra tidak terlalu terkena dampaknya. Disini intinya, Anies-Sandia ibarat barang penelitian, jika berhasil syukur, jika tidak yang gak masalah. Tidak ada ruginya bagi mereka.

Tapi sayang, Pilkada putaran kedua belum bergulir, permainan kotor Gerindra sudah mulai terendus oleh Sandiaga. Sandiaga langsung menjumpai Prabowo dan blak-blakan mengatakan bahwa dia telah kehabisan dana, mereka membutuhkan penggalangan dana untuk putaran kedua. Respon Prabowo terlihat begitu dingin saat mengatakan akan mengadakan dinner untuk mencari dana bagi Anies-Sandi.

Sandiaga mulai mendikte Prabowo dan Gerindra, seharusnya Gerindra yang merupakan partai besar tidak sulit untuk memberikan dana mereka untuk mengusung Sandiaga,  Sandiaga mulai bertanya-tanya, kenapa saat Gerindra mengusung Jokowi-Ahok, Prabowo mau menanggung seluruh dana kampanye, kenapa hal serupa tidak terjadi kepada Anies-Sandi. Jawabanya sangat mudah, Ahok esensinya adalah emas dengan segudang potensi yang dia miliki, sedangkan Sandiaga hanya dijadikan korban untuk menyalurkan balas dendam Prabowo.

Putaran keduapun semakin dekat, karena sudah terlanjur basah Sandiaga memilih langsung nyebur saja. Dia kembali harus menguras keringat untuk mengumpulkan dana sebesar 19 miliar untuk mengarungi putaran kedua, “Belum terkumpul, bos,” kata Sandiaga.

Dengan harapan kalaupun nanti menang, Sandiaga sudah tahu apa yang harus dia lakukan. Pun begitu, kalau dia kalah, Sandiaga harus terima kenyataan bahwasannya dia hanya dijadikan korban dari kelicikan Gerindra dan PKS. Walaupun Taufik bersikeras mengatakan, “enggak. Tugas Sandi bukan untuk membayar kekecewaan Pak Prabowo, tapi untuk beresin Jakarta dan menyejahterakan masyarakat Jakarta,” (sc)

No comments:
Write komentar
loading...