AJHAIB-- Kerusuhan di Tanjung Balai yang terjadi
pada Jumat (29/7) malam sampai Sabtu (30/7) sudah berlalu. Beruntung, tak ada
korban jiwa dari kerusuhan di Tanjung Balai. Bahkan beberapa waktu lalu, semua masyarakat
setempat bergotong royong kembali memperbaiki Vihara dan Klenteng yang dirusak
massa.
Sekjen MUI, Tengku Zulkarnaen
Pemerintah juga berencana akan
membantu untuk membangun kembali vihara dan klenteng yang rusak. Tentunya hal
ini merupakan kabar baik bagi kita semua, agar keberagaman suku, agama, ras dan
antar golongan (SARA) tetap harmonis dan damai secara terus menerus.
Namun, pasca kerusuhan tersebut
masih saja menjadi perbincangan dikalangan publik. Bukannya menebar rasa
toleransi antar sesama malah justru membuat suasana makin gaduh dan
intoleransi.
Berdasarkan informasi Ajhaib.com
himpun, media online Kiblat.net memposting berita tentang pendapat dari Wakil
Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnaen. Media ini bertanya
kepada Kyai tersebut terkait pasca kerusuhan di Tanjung Balai, pengeras suara
(Toa) masjid menjadi sorotan dan akan berencana
diatur pemerintah.
Kutipan postingan berita kiblat.net
mewawancarai Sekjen MUI
Tengku Zulkarnaen menjawab bahwa
jika pengeras suara masjid diatur maka rakyat akan tambah jengkel, gereja saja
tidak diatur bunyi loncengnya, mengapa kita tak ribut juga. Kyai ini juga
menentang keras dan akan melawan bila pengeras suara masjid diatur-atur. Menurutnya,
ia setuju bila ngaji pakai kaset dilarang. Kyai ini melawan, mengajak bacok-bacokan
saja dan akan pimpin perangnya bila adzan menggunakan pengeras suara masjid
dilarang.
Padahal sebelumnya, Kementerian
Agama dan Dirjen Bimas Islam pada tahun 1978 sudah menerbitkan Instruksi
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor Kep/D/101/1978 tentang
Penggunaan Pengeras Suara di Masjid, Langgar, dan Mushalla. Surat itu ditandatangani
oleh Dirjen Bimas Islam saat itu, Kafrawi.
Semoga saja kerusuhan di Tanjung
Balai merupakan konflik untuk yang terakhir kalinya. Mari kita saling
menghargai satu sama lain, terus kobarkan semangat toleransi dan apabila ada
permasalahan selesaikanlah dengan cara kekeluargaan dan musyawarah. Jangan mudah
terprovokasi dengan isu tak jelas, mari kita cerdas memfilter segala berita
agar bangsa kita tetap harmonis dan damai.
No comments:
Write komentar