Monday, 25 July 2016

Teroris Santoso Dianggap Pahlawan, Pertanda Ada yang Pro Terorisme?

AJHAIB--  Buronan teroris yang tewas ditangan aparat pemerintah yakni Santoso telah dibawa ke kampung halamannya. Kedatangan jenazah Santoso ke kampung halamannya disambut ratusan pelayat.
Teroris Santoso disambut para pelayat 

Para pelayat berkumpul di Dusun Landangan, Kecamatan Poso Pesisir menunggu kedatangan jenazah Santoso. Pelayat ini datang dari berbagai daerah di Kabupaten Poso, Tojo Una-Una dan Morowali.

Pelayat ini adalah kaum muslimin yang simpati dengan perjuangan Santoso, merasa terpanggil untuk mengantarkan jenazah Santoso ke tempat peristirahatan terakhir.

Namun para pelayat yang justru jadi pendukung teroris Santoso sangat disayangkan sekali. Ini menandakan bahwa mereka justru mendukung aksi terorisme Santoso yang notabene sangat dilarang di Indonesia. Seolah-olah pelayat ini membuktikan mereka pro akan aksi teroris yang dilakukan Santoso dan kelompoknya. Lebih mirisnya lagi, teroris Santoso dianggap sebagai pahlawan.

Ditambah lagi, selama masih menyebut teroris sebagai "Mujahidin" (pejuang) dan menilai teroris tewas sebagai "Syuhada" (mati membela Islam) akan berdampak negatif bagi Islam. Seolah-olah Islam mendukung aksi terorisme padahal Islam menentang terorisme.

Semestinya, kita dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mari kita stop menyebut teroris sebagai Mujahidin dan berhentilah menganggap teroris tewas sebagai Syuhada. Maka kita secara tidak langsung berperan membantu negara dan bangsa ini memberantas terorisme di tanah air. Karena damai itu indah dalam keberagaman.

No comments:
Write komentar
loading...