AJHAIB-- Buronan
teroris yang tewas ditangan aparat pemerintah yakni Santoso telah dibawa ke
kampung halamannya. Kedatangan jenazah Santoso ke kampung halamannya disambut
ratusan pelayat.
Teroris Santoso disambut para pelayat
Para pelayat berkumpul
di Dusun Landangan, Kecamatan Poso Pesisir menunggu kedatangan jenazah Santoso.
Pelayat ini datang dari berbagai daerah di Kabupaten Poso, Tojo Una-Una dan
Morowali.
Pelayat ini adalah
kaum muslimin yang simpati dengan perjuangan Santoso, merasa terpanggil untuk
mengantarkan jenazah Santoso ke tempat peristirahatan terakhir.
Namun para pelayat
yang justru jadi pendukung teroris Santoso sangat disayangkan sekali. Ini menandakan
bahwa mereka justru mendukung aksi terorisme Santoso yang notabene sangat
dilarang di Indonesia. Seolah-olah pelayat ini membuktikan mereka pro akan aksi
teroris yang dilakukan Santoso dan kelompoknya. Lebih mirisnya lagi, teroris
Santoso dianggap sebagai pahlawan.
Ditambah lagi, selama
masih menyebut teroris sebagai "Mujahidin" (pejuang) dan menilai teroris
tewas sebagai "Syuhada" (mati membela Islam) akan berdampak negatif
bagi Islam. Seolah-olah Islam mendukung aksi terorisme padahal Islam menentang
terorisme.
Semestinya, kita
dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mari kita stop menyebut
teroris sebagai Mujahidin dan berhentilah menganggap teroris tewas sebagai
Syuhada. Maka kita secara tidak langsung berperan membantu negara dan bangsa
ini memberantas terorisme di tanah air. Karena damai itu indah dalam
keberagaman.
No comments:
Write komentar