Tuesday, 26 July 2016

Ribuan Warga Karo Siap Hadang FPI Bila Berani Tutup Babi Panggang Karo

AJHAIB-- Kuliner atau masakan babi panggang adalah makanan khas orang suku Karo di daratan Sumatera Utara sana. Dan kalau tidak salah ini masuk dalam kategori makanan adat yg sering tersaji dalam banyak ritual adat suku Karo (yang beragama non Islam).
Babi Panggang Karo (BPK)

FPI mungkin tidak tahu menyangkut soal adat dan budaya Orang Karo bisa sangat sensitif bila hal ini diganggu. Bila FPI yang notabene beradat Arab mengusiknya dikhawatirkan akan terjadi bentrokan besar antara FPI dan warga Karo.

Masyarakat BATAK terkhusus masyarakat karo merasa sangat terhina dan dilecehkan oleh salah satu ormas ke agamaan yang beberapa waktu lalu melakukan unjuk rasa menuntut Babi Panggang Karo (BPK) ditutup.

Berbagai reaksi keras pun langsung bermunculan di media sosial dan di warung-warung kopi tempat dimana biasa masyarakat karo ber interaksi, berbagai kalangan masyarakat karo mengutuk keras tindakan ormas tersebut. Beberapa pemuda karo mengaku di media sosial cukup emosi dengan tindakan ormas tersebut, dia menambahkan bahwa di deli serdang suku karo bukan pendatang dan BPK adalah makanan khas karo yang sudah turun-temurun ada.

Pemuda karo baik yang ada di deli serdang, pancur batu sekitarnya, kota medan dan pemuda karo dari Tanah karo simalem mengaku sangat-sangat siap untuk melibas gerombolan ormas yang merusak tatanan keberagaman yang selama ini sudah terjalin mesra.

Pemuda karo dan pemuda batak lainya siap mempertahankan makanan khas karo, mereka mengatakan tidak boleh ada yang mengganggu tradisi kami.Bila Simsu Bukit mengatakan akan mengerahkan warga Suku Karo untuk menggeruduk (ngugur) Kantor Bupati Deliserdang, sedikit beda dengan yang dilontarkan oleh Ketua DPP Pemuda Merga Silima (PMS) Sumut, Paham Sebayang.

Paham Sebayang menyebutkan kisaran jumlahnya. Menurut Sebayang mergana ini, jika Pemkab Deliserdang jadi mencabut izin RM BPK (Babi Panggang Karo) Tesalonika, pihaknya akan menurunkan puluhan ribu massa untuk menggelar aksi.

“Jangan hanya akibat ulah segelintir Ormas dan antek-anteknya, izin RM BPK Tesalonika dicabut. Apabila RM BPK Tesalonika ditutup secara sepihak, kita dan puluhan ribu anggota siap turun ke Kabupaten Deliserdang untuk menuntaskan masalahnya,” kata Paham kepada Sora Sirulo kemarin

Sebelumnya, berita tentang massa FPI yang berdemo di Deliserdang yang menuntut agar RM BPK (Babi Panggang Karo) ditutup, dengan cepat menyebar luas, khususnya di media sosial. Sontak muncul beragam status dan komentar serta meme-meme yang menyinggung prilaku FPI, apalagi hal ini terjadi pada RM BPK yang nota bene dimiliki oleh orang Karo.

Suku Karo sebagai bangsa taneh (pribumi) di Deliserdang merasa apa yang dilakukan oleh FPI ini sebagai wujud penjajahan, karena terjadi di rumah sendiri. Reaksi yang wajar jika kemarahan itu muncul walau masih terkendali. Dari salah satu media yang saya baca dan pesan singkat dari teman-teman di Medan, aliansi Masyarakat dan Pemuda Karo pun siap mengerahkan masa turun ke jalan apabila FPI berani menyentuh aset-aset Karo, salah satunya RM BPK ini.

Di medsos dukungan bagi RM BPK pun berdatangan bukan hanya dari internal Suku Karo saja, tetapi di grup-grup fb Suku Batak pun berhamburan dukungan dan mengecam tindakan FPI yang tidak menghormati kearifan lokal setempat. Mereka beranggapan FPI sebagai Ormas pendatang harusnya menghormati bukan merengek untuk dihormati.

Sumber: bruniq.com

No comments:
Write komentar
loading...