AJHAIB-- Kuliner atau masakan babi panggang
adalah makanan khas orang suku Karo di daratan Sumatera Utara sana. Dan kalau
tidak salah ini masuk dalam kategori makanan adat yg sering tersaji dalam
banyak ritual adat suku Karo (yang beragama non Islam).
Babi Panggang Karo
(BPK)
FPI mungkin tidak
tahu menyangkut soal adat dan budaya Orang Karo bisa sangat sensitif bila hal
ini diganggu. Bila FPI yang notabene beradat Arab mengusiknya dikhawatirkan akan
terjadi bentrokan besar antara FPI dan warga Karo.
Masyarakat BATAK
terkhusus masyarakat karo merasa sangat terhina dan dilecehkan oleh salah satu
ormas ke agamaan yang beberapa waktu lalu melakukan unjuk rasa menuntut Babi Panggang Karo (BPK) ditutup.
Berbagai reaksi keras
pun langsung bermunculan di media sosial dan di warung-warung kopi tempat dimana
biasa masyarakat karo ber interaksi, berbagai kalangan masyarakat karo mengutuk
keras tindakan ormas tersebut. Beberapa pemuda karo mengaku di media sosial
cukup emosi dengan tindakan ormas tersebut, dia menambahkan bahwa di deli
serdang suku karo bukan pendatang dan BPK adalah makanan khas karo yang sudah
turun-temurun ada.
Pemuda karo baik yang
ada di deli serdang, pancur batu sekitarnya, kota medan dan pemuda karo dari
Tanah karo simalem mengaku sangat-sangat siap untuk melibas gerombolan ormas
yang merusak tatanan keberagaman yang selama ini sudah terjalin mesra.
Pemuda karo dan
pemuda batak lainya siap mempertahankan makanan khas karo, mereka mengatakan
tidak boleh ada yang mengganggu tradisi kami.Bila Simsu Bukit mengatakan akan
mengerahkan warga Suku Karo untuk menggeruduk (ngugur) Kantor Bupati
Deliserdang, sedikit beda dengan yang dilontarkan oleh Ketua DPP Pemuda Merga
Silima (PMS) Sumut, Paham Sebayang.
Paham Sebayang
menyebutkan kisaran jumlahnya. Menurut Sebayang mergana ini, jika Pemkab
Deliserdang jadi mencabut izin RM BPK (Babi Panggang Karo) Tesalonika, pihaknya
akan menurunkan puluhan ribu massa untuk menggelar aksi.
“Jangan hanya akibat
ulah segelintir Ormas dan antek-anteknya, izin RM BPK Tesalonika dicabut.
Apabila RM BPK Tesalonika ditutup secara sepihak, kita dan puluhan ribu anggota
siap turun ke Kabupaten Deliserdang untuk menuntaskan masalahnya,” kata Paham
kepada Sora Sirulo kemarin
Sebelumnya, berita
tentang massa FPI yang berdemo di Deliserdang yang menuntut agar RM BPK (Babi
Panggang Karo) ditutup, dengan cepat menyebar luas, khususnya di media sosial.
Sontak muncul beragam status dan komentar serta meme-meme yang menyinggung
prilaku FPI, apalagi hal ini terjadi pada RM BPK yang nota bene dimiliki oleh
orang Karo.
Suku Karo sebagai
bangsa taneh (pribumi) di Deliserdang merasa apa yang dilakukan oleh FPI ini
sebagai wujud penjajahan, karena terjadi di rumah sendiri. Reaksi yang wajar
jika kemarahan itu muncul walau masih terkendali. Dari salah satu media yang
saya baca dan pesan singkat dari teman-teman di Medan, aliansi Masyarakat dan
Pemuda Karo pun siap mengerahkan masa turun ke jalan apabila FPI berani
menyentuh aset-aset Karo, salah satunya RM BPK ini.
Di medsos dukungan
bagi RM BPK pun berdatangan bukan hanya dari internal Suku Karo saja, tetapi di
grup-grup fb Suku Batak pun berhamburan dukungan dan mengecam tindakan FPI yang
tidak menghormati kearifan lokal setempat. Mereka beranggapan FPI sebagai Ormas
pendatang harusnya menghormati bukan merengek untuk dihormati.
Sumber: bruniq.com
No comments:
Write komentar