Monday, 7 November 2016

Fitnah Keji dan Kebohongan Besar FPI Terbongkar Terkait Demo 4 November Lalu

Ajhaib.com-- FPI (Front Pembela Islam) yang sejak tahun 1999 sudah dikenal membuat keonaran dan kekerasan (lihat di sini untuk catatan kekerasan FPI sejak 1999 https://m.tempo.co/read/news/2012/02/14/078383964/rentetan-aksi-fpi-dari-masa-ke-masa) melakukan konferensi pers dengan berkedok GNPF MUI terkait aksi 4 November. Karena mereka tahu memakai nama FPI akan membuat mereka tidak dipercaya rakyat.
Demo FPI 4 November lalu
Tapi mereka lupa kalau usaha mereka untuk mendompleng aksi 4 November untuk tindakan makar pada pemerintah yang konstitusional dan dipilih rakyat, terbukti menjadi aksi kudeta FPI yang gagal. Semuanya terekam di internet.

1. FPI berbohong dengan mengatakan tidak ada kesepakatan antara istana dengan peserta aksi. Faktanya bisa dilihat di YouTube bahwa Ustad Bachtiar Natsir memberikan keterangan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa sudah ada kesepakatan yang dicapai (Lihat di sini: https://www.youtube.com/watch?v=2RcGgzYPXzc ).

2. FPI berbohong dengan mengatakan Polisi melakukan aksi biadab. Faktanya mobil aparat keamanan dibakar, polisi dilempar batu dan dipukuli sehingga banyak dari polisi menjadi korban aksi brutal serta dirawat di rumah sakit (Lihat di sini: https://www.youtube.com/watch?v=VXuH0uZXSQI). Semua pihak memberikan apresiasi pada Polri dan TNI yg mau menahan diri, menggunakan cara cara persuasif dan tidak meladeni provokasi. Walaupun banyak tindakan melanggar hukum, seperti melewati batas waktu yang diperbolehkan UU yang dilakukan para demonstran tapi Polisi memilih tetap toleran (Lihat di sini: http://m.beritasatu.com/aktualitas/397350-pengamanan-polritni-diapresiasi.html ).

3. FPI berbohong dengan mengatakan peserta aksi ada sekitar 2 juta orang. Faktanya Ustad Bachtiar Nasir sendiri yang mengatakan jumlah massa hanya 100 ribu orang dan paling mentok 200 ribu orang. Dan mereka sendiri yang mengaku dibayar untuk berunjuk rasa dengan dana Rp100 miliar (Lihat di sini: http://www.tribunnews.com/metropolitan/2016/11/02/jumlah-pendemo-ahok-200-ribu-orang-dengan-dana-rp-100-miliar).

4. FPI berbohong dengan mengatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan pakar Hukum Tata Negara pak Margarito ikut dalam unjuk rasa. Faktanya Menteri Agama selesai Sholat Jumat di Istiqlal langsung masuk ke Istana Negara (Lihat di sini: http://news.detik.com/berita/d-3337483/sambil-sapa-pedemo-menteri-agama-jalan-kaki-dari-istiqlal-ke-istana). Dan Pak Margarito sama sekali tidak ikut unjuk rasa, hanya menghadiri diskusi di tanggal 5 November tentang aksi 4 November (Lihat di sini: http://nasional.kompas.com/read/2016/11/05/22171211/status.calon.gubernur.ahok.tak.hilang.kendati.jadi.tersangka ).

5. FPI berbohong dengan mengatakan Wakapolri membentak Ustad Bachtiar Nasir. Faktanya Ustad Natsir menghina serta berkata tidak sopan pada Wapres. Hal ini membuat Panglima TNI, Kapolri dan Wakapolri marah dan tidak terima atas perkataan yg menghina itu. Ini disaksikan oleh wakil dari Komisi 3 DPR yang hadir saat itu. Setelah itu Ustad Natsir minta maaf pada Wapres. Untung saja, Pak Wapres Jusuf Kalla berbesar hati memaafkan tindakan Ustad yg betul-betul tidak bisa menjadi panutan ummat. Akhirnya, Ustad Natsir terlihat baik-baik saja tersenyum setelah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (Lihat di sini:  https://www.youtube.com/watch?v=2RcGgzYPXzc )

6. FPI berbohong dengan mengatakan ada korban jiwa dari gas air mata. Faktanya pemeriksaan Rumah Sakit jelas menunjukkan almarhum meninggal karena asma. Kebohongan ini dipaksakan FPI Karena mereka mencari sosok martir untuk memvalidasi kudeta mereka yang gagal (Bahkan media Islam pun sudah memberitakan yang meninggal 4 November adalah karena asma: http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/16/11/05/og4y00366-polda-metro-seorang-pendemo-meninggal-karena-asma ).

Pemeriksaan secara terbuka yang diminta FPI justru ditanggapi lebih luas oleh Kapolri dengan menyiarkan secara Live agar semua masyarakat bisa memantau. Mari kita ikuti perkembangannnya dan dukung aparat untuk mengungkap semua kebenaran yang ada. (BA)

No comments:
Write komentar
loading...