AJHAIB-- Pekerja Seks Komersial (PSK) tetap menjalankan bisnis esek-esek di bulan
Ramadhan. Bahkan, mereka menetapkan tarif khusus Ramadhan yang jauh lebih murah
dibanding hari-hari biasa.
Meski dilarang, para
PSK di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, itu tetap beroperasi. Uniknya, mereka
tetap puasa di siang hari, tapi malamnya mereka mencari pria hidung belang.
Selama Ramadhan,
pemerintah melarang Tempat Hiburan Malam (THM) beroperasi. Namun, ada saja cara
yang dilakukan para pebisnis “lendir” ini mendapatkan duit.
Ada yang transaksi via
telepon selular, ada yang “dijual” lewat mucikari, ada yang standby di Kendari
Beach, Taman Kota, dan berbagai tempat strategis lainnya.
Bahkan, sebagian PSK
berani beroperasi di siang hari seperti di Jalan Mekar Indah, samping Kantor
P2ID (Pusat Promosi dan Informasi Daerah).
Angel (samaran), salah
seorang PSK yang bekerja di THM harus mendapatkan pelanggan lewat jasa
muncikari.
Janda berusia 29 tahun
itu mengaku bahwa di bulan Ramadhan ini banyak lelaki yang tidak mau
menggunakan jasanya dengan alasan sedang berpuasa.
“Tinggal tunggu
panggilan saja. Kalau ada yang menelpon, baru saya merapat. Kadang juga saya
dijemput. Saya kadang langsung ke hotel ditemani muncikari saya. Sewa taksinya
ya dibayar sama pelanggan,” ungkap Angel.
Angel mengaku tetap
menjalankan ibadah puasa. Ia menghitung-hitung, baru tujuh hari puasanya.
Beberapa hari Angel harus membatalkan puasanya karena terpaksa melayani
pelanggannya di siang hari.
“Saya puasa juga. Tapi
kadang saya berbuka lebih awal kalau sudah loyo karena begadang malam. Saya
tidak mau tanya itu laki-laki, dia puasa atau tidak. Terserahnya dia, yang
penting dia bayar saya, saya layani dia,” akunya.
Senada HN (19) salah
satu siswi sekolah swasta di Kota Kendari. Panggilan laki-laki yang ingin
berkencan dengannya di bulan puasa selalu ada, meskipun tak setiap hari.
HN yang biasanya
mencari pelanggan di THM, harus menggunakan jasa teman perempuannya JZ yang
juga pelajar, untuk mencari pelanggan di bulan puasa.
“Kalau saya memang
terima panggilan, tapi kalau siang saya tidak terima karena saya sekolah. Untuk
mencari pelanggan temanku yang carikan saya. Eks pelanggan kadang menelepon
sendiri kalau butuh,” tuturnya.
HN bercerita, puasa yang
telah berlangsung setengah bulan ini, dirinya telah melayani lima pelanggan.
Ada yang berstatus PNS. “Biasanya kami ngobrol dulu tapi saya tidak tahu
ceritanya betul atau main-main saja. Eksekusinya di hotel,” ujar HN.
Wanita ini memasang
tarif Rp 1 juta sekali pelayanan. Ia pun
memberi komisi pada muncikarinya Rp 200 ribu setiap pelanggan.
Salah seorang
muncikari berinisial BK mengatakan masih banyak pria hidung belang mencari
jajanan seks di bulan Ramadan.
“THM memang tutup tapi
PSK-nya tidak tutup. Tidak semua orang puasa jadi masih ada yang pesan
perempuan sama saya. Sistemnya, booking dulu hotelnya, nanti saya menyusul ke
hotel bersama ceweknya. Kami tetap hati-hati, soalnya banyak razia di bulan
puasa,” katanya.
Tarif penjaja seks
yang “dijual” BK mulai Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Komisi buat BK sebanyak 30
persen.
Sumber: pojoksatu.id
No comments:
Write komentar