Ajhaib.com-- Pagi tadi di grup WA #NCI (Nasionalis
Cyber Indonesia) ada yang share soal petisi Ahok melecehkan Alqur’an. Beberapa
saat kemudian link petisi tersebut hilang atau dihapus.
Karena penasaran,
sayapun membuka FB, biasanya banyak sapi-sapian yang sudah menshare berita
provokatif ataupun negatif tentang Ahok. Dan alhamdulillah ketemu. Saya
kemudian download dan perhatikan kalimat Ahok, begini kira-kira rekaman video
yang sudah dipotong tersebut;
“bapak ibu ga bisa
pilih saya, karena dibohongin pake surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak
ibu ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan ga bisa pilih nih, karena saya takut
masuk neraka, dibodohin gitu ya, gapapa. Karena ini kan hak pribadi bapak ibu.
Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu ga usah merasa ga enak. Dalam nuraninya
ga bisa pilih Ahok”
Itu kalimat persis
Ahok selama 30 detik dalam potongan video propaganda yang disebar di sosial
media. Video ini sontak menimbulkan kemarahan dan kebencian, terutama oleh
mereka muslim garis keras, apalagi diprovokasi oleh sapi-sapian yang sangat
ambisi mengejar kepentingan politik, ibarat kobaran api yang disiram pertamax,
semakin membesar.
Sengaja saya kutip
kalimat persis Ahok agar kalau ada yang melihat video potongan tersebut dan
terprovokasi, bisa membaca dengan pelan pernyataan Ahok di postingan saya kali
ini.
Silahkan perhatikan,
pernyataan Ahok sama sekali tidak melecehkan Alquran. Kalimat “karena
dibohongin pake surat alamida 51” bukan berarti surat almaidah bohong, tapi
dibohongin PAKE surat almaidah 51. Artinya ada orang yang membohongi masyarakat
MEMAKAI surat Almaidah 51. Ada orang yang menakut-nakuti masyarakat agar tidak
memilih Ahok karena diancam neraka dan sebagainya. Beda kalau Ahok bilang
“dibohongin sama Almaidah 51” itu artinya almaidahnya yang bohong atau
membohongi.
Pertanyaannya
kemudian, mengapa Ahok mengatakan hal tersebut? Alasannya terkait program
koperasi Pemprov DKI di pulau seribu.
Video asli pertemuan
Ahok dengan masyarakat pulau seribu berdurasi 1 jam 43 menit. Ahok membahas
tentang rencananya membuat koperasi dan fasilitas bagi kepulauan seribu.
Ahok sudah memberikan
kapal angkut barang dengan tarif 5,000 rupiah perton, agar barang yang ada di
kepulauan seribu bisa tersalurkan. Ahok juga mengatakan sedang menghitung
subsidi kapal yang bolak balik Jakarta ke pulau seribu setiap harinya. Apa
7,500 PP atau apa bisa dikurangi lagi.
Selanjutnya Ahok ingin
melakukan budidaya ikan, ayam, pisang dan sebagainya dengan masyarakat pulau
seribu. Masyarakat diminta untuk membuat kelompok sesuai pilihannya. Berkumpul
sesuai kemampuannya.
“Saya pernah jadi
Bupati, kadang nelayan diberi sapi malah jadi rendang. Karena kumpul tuh
orang-orang ga benernya. Makanya sekarang pilih kelompok sendiri dan bisa
bertanggung jawab,” kata Ahok.
Ahok juga sempat
berkelakar “ini kalo suami-suami males ga mau kerja, kasihkan saja ke ibu-ibu.
Biasanya ibu-ibu lebih rajin. Biarin aja tuh suaminya tinggal. Males-malesan.
Kalo perlu ganti pemain ya bu?” Yang langsung disambut tawa hahaha.
Ahok juga meminta agar
Bupatinya serius melanjutkan program ini. “Ini kepulauan seribu anggarannya
berapa? 400 miliar setahun. Warga pulau seribu cuma duapuluh ribu. Saya
bagi-bagiin aja setahn 20 juta perorang. Makmur semua tuh. Bubarin
kabupatennya. Ehehe eh itu contoh yang ga bener dalam bernegara,” ujar Ahok ke
Bupati pulau seribu.
“Tapi kalo dia
macem-macem, gue lakuin nih.”
Menjelang akhir
presentasi penuh tawa tersebut, Ahok menyudahi dengan kalimat-kalimat motivasi
agar masyarakat giat bekerja demi mensukseskan program budidaya tersebut.
“Saya masih Gubernur
sampai Oktober 2017 bapak ibu. Masih sempat panen,” kata Ahok.
Dan saat itu pula Ahok
menyinggung soal surat Almaidah 51. Berikut kalimar lengkapnya yang belum
dipotong:
“Jadi bapak ibu ga
usah khawatir, ini pemilihan kan dimajuin, jadi kalo saya ga terpilihpun bapak
ibu, saya berhentinya Oktober 2017. Jadi kalo program ini kita jalankan dengan
baik, bapak ibu masih sempat panen sama saya. Sekalipun saya tidak terpilih
sebagai Gubernur.
Jadi saya cerita ini
supaya bapak ibu semangat. Ga usah kepikiran ‘ah nanti kalau ga kepilih, pasti
Ahok programnya bubar’ nggak, saya sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya
sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih saya, karena
dibohongin pake surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya.
Jadi kalau bapak ibu
perasaan ga bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya,
gapapa. Karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja.
Jadi bapak ibu ga usah merasa ga enak. Dalam nuraninya ga bisa pilih Ahok, ga
suka sama Ahok nih, tapi programnya kalo gue terima ga enak dong gue hutang
budi, jangan!
Bapak ibu punya
perasaan ga enak nanti mati pelan-pelan lho, kena stroke. Jadi angg….bukan
anggap, ini semua adalah hak bapak ibu sebagai warga DKI, kebetulan saya
Gubernur punya program ini. Jadi tidak ada hubungannya dengan bapak ibu mau
pilih siapa. Ya!
Saya kira itu. Kalau
yang benci sama saya, jangan emosi terus dicolok, waktu pemilihan colok foto
saya, waaah jadi kepilih lagi saya. Hahaha
Kalau benci sama saya
colok berkali-kali, baru batal. Tapi kalau cuma colok sekali, kepilih lagi
dong. Hehe saya kira itu, silahkan yang mau tanya,” kata Ahok mengakhiri
presentasi panjang kali lebarnya, kemudian duduk di tengah-tengah pejabat DKI
yang ikut dalam rombongan.
Nah setelah membaca
kalimat lengkapnya, apakah masih ada yang mau bilang Ahok melecehkan Alquran?
Kalau di antara pembaca seword.com ini masih ada yang berpikir seperti itu,
berarti sapi-sapian.
Pada intinya,
pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu diplintir dan disesatkan. Ahok menyampaikan
bahwa politisasi agama, dengan mengutip ayat-ayat kitab suci, baik Alkitab,
Al-Quran dll nya adalah bentuk kebohongan kepada publik. Bukan kitab sucinya
yang bohong, tapi politisasi kitab sucinya. Yang dibodohi adalah warga dan
masyarakat. Pembodohan dengan memakai doktrin-doktrin agama yang dipolitisir.
Ini link video
lengkapnya
Perhatikan di Menit
23:40 sampai 25:35
Soal petisi yang
hilang itu tadi memang sudah dilaporkan dan diminta untuk dihapus. Sebab
mengandung SARA, fitnah dan provokasi.
Ini mirip saya yang
menyebut pembaca doa politisi Gerindra sebagai setan, malah diplintir saya
menyebut orang berdoa dianggap setan. Padahal yang saya maksud adalah
politisinya, bukan orang berdoa dalam arti universal.
Bahwa hal semacam ini
memang tidak dipahami oleh sapi-sapian, kita harus maklum, sebab otak mereka
memang masih jahiliyah jahlun murokkabun alkuadtratun, halaaah opo seh. Haha.
Sengaja saya sebut sapi-sapian karena yang ikut menyebar bisa dari kelompok
manapun, tapi yang berdebat dan menanyakan keimanan saya di kolom komentar FB
karena saya dianggap mendukung Ahok, saya tau betul dia kader PKS fanatik.
Artikel ini saya pikir
penting untuk ditulis karena ada banyak yang terprovokasi, terutama bagi mereka
yang fanatik terhadap Islam tapi fakir kuota internet. Jadi tidak bisa lihat
video lengkapnya.
Sumber: seword.com
No comments:
Write komentar